Bahkan di era digital ekonomi seperti sekarang, direct mail masih menjadi andalan sebagai metode pemasaran yang paling banyak menghasilkan ROI atau return of invesment. Namun, jika Anda ingin merasakan keuntungan direct mail secara langsung, Anda harus lebih dulu memahami pilihan Anda dalam menggunakan direct mail agar efektif secara demografis.
Membuat target demografi untuk direct mail lebih dari sekadar grup umur dan kode pos. Untuk kampanye selanjutnya, pertimbangkan 4 hal ini sebelum Anda menuju ke kantor pos untuk melaksanakan direct mail Anda.
Tentukan kebiasaan demografi selanjutnya
Ada perbedaan antara demografi dan kebiasaan, dan kebiasaan konsumen Anda harus jadi bahan pertimbangan utama. Memahami preferensi pembelian target ideal Anda bisa membantu untuk menentukan tujuan kampanye. Demografis direct mail Anda nantinya akan diposisi yang lebih baik untuk mendukung tujuan dari direct mail Anda. Orang ingin mengetahui apakah perusahaan yang mereka percaya bisa memenuhi kebutuhan mereka yang unik.
Jangan memilih demografis yang "populer"
Studi telah menunjukkan bahwa generasi millenial (umur 18-34) dan generasi yang lebih tua (umur 65+) lebih responsif terhadap direct mail. Tapi bukan berarti bahwa keberhasilan direct mail untuk kalangan tertentu berasal dari respon yang sama.
Penerima di umur 18-34 cenderung memilih direct mail daripada berbagai bentuk pemasaran lainnya, sementara orang tua berumur 65 atau lebih memilih direct mail karena kurangnya adaptasi kepada media digital. Tergantung dari apa yang Anda tawarkan, umur mungkin tidak menjadi faktor penting untuk ROI Anda. Pastikan untuk mempertimbangkan semua opsi Anda, seperti kode pos, gender, ukuran keluarga, taraf pendapatan, dll sebelum mengirim hasil kampanye Anda.
Ketahui keuntungan dan kekurangan dari mailing list sebelum membelinya
Mailing list bisa menjadi opsi menarik untuk bisnis yang ingin membuat lead baru di demografis yang spesifik tapi tidak memiliki banyak waktu untuk mengumpulkannya secara organik. Tapi, bukan berarti bahwa daftar mailing list akan memberikan hasil yang Anda harapkan. Sebelum Anda menghabiskan uang yang relatif banyak untuk demografi direct mail, Anda harus memahami apa yang sebenarnya Anda beli:
-
Anda mendapatkan daftar nama dan alamat target untuk kampanye direct mail Anda.
-
Orang lain telah melakukan riset untuk Anda
-
Anda bisa dengan mudah mengimpor nama di mailing list ke database lain
-
Ada banyak penyedia jasa yang bisa menyuplai Anda dengan daftar lead
-
Data mungkin tidak yang paling baru
-
Anda tidak mengetahui kebiasaan dari orang yang Anda kirim
-
Daftar lead bisa mahal
-
Orang mungkin tidak akan responsif terhadap email dari perusahaan yang tidak familier
Tentukan cara untuk mengukur kampanye melalui respon demografis
Jika Anda menargetkan satu demografi spesifik dengan kampanye direct mail, Anda sudah memposisikan diri untuk mengukur keterlibatan target tersebut kepada brand Anda. Namun, jika Anda mengirim direct mail kepada audiens yang mencakup demografi yang beragam, akan sangat membantu bagi Anda untuk sedikit lebih kreatif dalam mengukur respon mereka.
Contohnya, jika Anda mengirim kepada audiens dengan beberapa kategori umur, Anda mungkin mempresentasikan call to action berbeda atau menawarkan kode ke tiap kategori yang ada. Generasi millenial mungkin bisa diminta untuk menukarkan penawaran via online melalui laman web yang ditargetkan untuk konsumen pada rentang usia tersebut. Ini bisa membuat Anda menentukan demografi usia yang bisa memberikan return of invesment terbanyak sehingga Anda bisa menyiapkan kampanye direct mail lain di masa mendatang.
Kesimpulan
Direct mail tidak selalu menjadi pilihan terbaik untuk setiap kampanye, bahkan ketika Anda memaksimalkan tips di atas dengan baik. Memahami demografi direct mail untuk menentukan target kampanye Anda adalah satu dari sekian banyak area yang perlu Anda pertimbangkan. Hubungi kami di Quickprint Indonesia hari ini dan biarkan tenaga ahli kami menentukan kampanye terbaik dan materi promosi yang sesuai untuk bisnis Anda.